SELAMAT DATANG DI BLOG UPT PUSKESMAS SLEMPIT
Artikel

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GRESIK

Kamis, 08 Februari 2018

Kenali Gejala Kolesterol Tinggi

Inilah beberapa penyakit berbahaya yang disebabkan oleh tingginya Kolesterol : Serangan Jantung dan Penyumbatan Pembuluh Darah, penyumbatan ini dapat menyebabkan Stroke dan penyakit2 komplikasi lain. Walaupun Anda tidak pernah merasakan gejala2 khusus kolesterol, tubuh tetap akan memberikan indikator yang membuat Anda patut mewaspadainya.
 
 
Hem.. kira2 apa saja sih gejala tubuh yg kita rasakan yang menandakan kolesterol kita tinggi? Daripada kita terlambat untuk menyadarinya dan Terkena Penyakit Serius, akan sangat baik bila kita Lebih Peka & Sensitif dengan perubahan2 kecil yang terjadi dalam tubuh kita Akibat tingginya kolesterol.
Mari kita simak 7 gejala tubuh akibat kolesterol tinggi yang tidak Anda disadari berikut ini:
 

1. Kesemutan

 
Apakah Anda sering merasakan kesemutan pada tangan, kaki, atau bagian tubuh tertentu? Karena itu adalah salah 1 tanda aliran darah di dalam tubuh Anda tidak lancar. Dan tahukah Anda? Sebagian besar, penyebab aliran darah yang tidak lancar disebabkan oleh Kolesterol. Ini adalah salah 1 gejala kecil yang sering diremehkan oleh orang-orang.
 
 

2. Mengalami pusing di kepala belakang

 
Bila Anda sering mengalami pusing-pusing, kepala bagian belakang terasa berat, ini adalah hal yang ‘Paling’ harus Anda waspadai. Kolesterol bisa menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah di sekitar Otak dan kepala. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka bisa berakibat sangat Fatal, yaitu pecahnya pembuluh darah yang bisa menyebabkan Stroke.
 

3. Pegal di tengkuk/pundak

 
Pundak dan tengkuk terasa pegal bisa jadi karena kurangnya pasokan oksigen dan darah ke area tersebut akibat tersumbat oleh kolesterol. Ini adalah gejala yang paling sering dialami Orang yang mengidap penyakit kolesterol Tinggi.
 

4. Rasa Nyeri pada kaki

 
Jika kaki Anda merasa nyeri, bisa juga ini adalah pertanda kolesterol tinggi. Kolesterol bisa membuat pembuluh darah arter tersumbat dan aliran darah ke kaki pun terhambat.
 

5. Mudah Mengantuk

 
Sering menguap atau merasa Sering mengantuk yang tidak wajar (padahal sudah beristirahat cukup) terjadi akibat kurangnya suplai oksigen ke otak. Ini terjadi karena pengendapan kolesterol yg menyumbat pembuluh darah tubuh Anda, sehingga suplai oksigen ke otak tidak lancar / maksimal.
 

6. Warna Kuku yang berubah

 
Apakah Anda juga mengalaminya? Warna kuku yang tak biasanya bisa dicurigai akibat tingginya Kolesterol. Warna kuku yang berubah terjadi karena Sirkulasi darah yang terganggu, yang menyebabkan kuku Kita tidak mendapat suplai darah yang cukup. Dan juga bisa dikenali dengan mudah, yaitu: Kuku yang menebal dan tumbuhnya lebih lambat. 
 

7. Kram pada malam hari

 
Terjadinya Kram pada beberapa bagian tubuh akibat kolesterol tinggi bisa kita rasakan saat malam hari setelah bangun tidur, yaitu : kram pada kaki, tumit, dan bagian tubuh lainnya. Rasa kram ini akan hilang dengan sendirinya ketika Anda menggerakkan anggota tubuh.
 

Rabu, 01 Maret 2017

Jangan Abaikan Gejala Kanker Pada Anak

Kanker anak sering terlambat didiagnosis karena gejalanya diangggap penyakit biasa. Jangan abaikan gejala-gejala kanker pada anak berikut ini.

Jangan Abaikan Gejala Kanker Pada AnakIlustrasi pasien kanker. (Thinkstock)
Kanker anak sering terlambat didiagnosis karena gejalanya diangggap penyakit biasa. Orangtua pun umumnya tak berpikir sang anak bisa terkena kanker.
Ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Ira Soelistyo menceritakan, anaknya yang saat itu berusia 4 tahun mengalami gejala pucat, lesu, dan hilang napsu makan.
Selain itu, saat berjalan kaki tiba-tiba terasa ingin jatuh dan memar di tubuh. Siapa sangka, itu adalah tanda-tanda anak terkena kanker.
Setelah bolak-balik ke rumah sakit, putra Ira didiagnosis leukemia atau kanker darah. Leukemia adalah jenis kanker yang paling banyak ditemui pada anak.
"Jadi gejala yang sering terlewati atau diabaikan atau dianggap penyakit lain adalah pucat, lesu, badannya panas, tapi bukan panas tinggi. Panasnya sumeng dan berkelanjutan. Kalau obatnya habis panas lagi," papar Ira saat ditemui dalam acara CSR Alfacart.com di Jakarta, Jumat (17/2/2017).
Anak terlihat pucat ketika kadar sel darah merahnya rendah akibat adanya kanker darah. Sementara itu, demam tanpa sebab akibat kadar sel darah putih juga rendah dan bisa terjadi perdarahan di kulit, gusi, hingga mimisan karena kadar trombosit juga rendah.
Bila terkena kanker padat, biasanya perut anak membesar atau buncit dan teraba ada benjolan. Gejala lainnya, yaitu nyeri pada tangan, kaki atau tulang, dan bengkak.
"Kalau teraba ada benjolan sebaiknya jangan dipencet atau ditekan terus. Sebaiknya segera periksa ke dokter. Kalau ternyata kanker lebih cepat diobati lebih baik," kata Ira.
Khusus untuk kanker bola mata atau retinoblastoma, memiliki gejala yang khas. Sejauh ini retinoblastoma adalah satu-satunya kanker yang bisa dideteksi dini. Gejalanya yaitu bola mata terlihat titik putih atau seperti mata kucing, juling, memar, higga bengkak di sekitar mata.
(Dian Maharani/Kompas Health)

Menangis Ternyata Baik untuk Kesehatan

Melepaskan tangis ternyata dinilai penting untuk membuat seseorang merasa lebih baik ketika sedih ataupun bahagia.

Menangis Ternyata Baik untuk KesehatanIlustrasi (Thinkstock)
Ketimbang menjadi canggung atau menunjukkan wajah aneh karena menahan tangis, melepaskan tangis ternyata dinilai penting untuk membuat seseorang merasa lebih baik ketika sedih ataupun bahagia, kata Jodi De Luca, Ph.D., seorang psikolog klinis di Boulder, Colorado.
Bahkan, begitu menyadari efek positif yang ditimbulkan setelah menangis, beberapa hotel di Amerika telah menyediakan ruang khusus untuk menangis yang di-upload dalam akun Tumblr milik NYC Crying Guide.
Berikut beberapa manfaat positif yang bisa Anda rasakan setelah menangis:
 Meningkatkan semangat
Sekitar 50 persen orang akhirnya merasa lebih bahagia setelah melewati sesi menangis, kata Ad Vingerhoets Ph.D., peneliti yang melakukan studi paling pertama tentang tangisan dari Tilburg University di Belanda.
“Menangis memicu otak untuk melepaskan hormon endorfin yang mampu meningkatkan suasana hati,” ujarnya.
Bila suasana hati membaik, maka seseorang dinilai bisa berpikir lebih jernih dalam menghadapi persoalan, sehingga akan lebih mudah menemukan solusi serta semangat untuk menyelesaikannya. 
Pereda stres
Merasa lebih “ringan” setelah menangis? Menangis sangat mungkin merangsang sistem saraf pada otak yang bertugas dalam hal relaksasi dan pemulihan, kata Vingerhoets.
Oksitosin, hormon alami tubuh yang bertugas mengurangi kecemasan serta kelelahan juga melonjak produksinya setelah menangis.
Menariknya, oksitosin yang disebut juga dengan "hormon kedekatan", bisa membuat Anda merasa lebih dekat dengan siapa pun yang menawarkan bahunya saat Anda menangis.
Dukungan tambahan
Manusia purba menggunakan air mata untuk memberitahu pada sesamanya kalau mereka dalam kesulitan, sehingga membuat orang lain ingin membantu mereka. Cara tersebut ternyata masih berlaku sampai saat ini.
Bahkan, studi menemukan, orang akan merasa lebih empati ketika melihat foto wajah orang yang mengeluarkan air mata ketimbang melihat wajah yang sama namun air matanya sudah dihapus secara digital.
(Ayunda Pininta/Kompas Health)

Jangan Lengah! Berat Badan Normal dengan Perut Berlemak Berisiko Kematian Dini

Orang yang berat badannya normal dengan lemak menumpuk di perut lebih berisiko meninggal lebih cepat dibandingkan mereka yang obesitas.

Jangan Lengah! Berat Badan Normal dengan Perut Berlemak Berisiko Kematian DiniIlustrasi, Thinkstock
Banyak orang merasa santai memiliki perut berlemak yang cenderung gemuk karena merasa bobot tubuhnya normal. Faktanya, perut berlemak tetap berisiko kematian dini meskipun berat tubuh normal.
Kesimpulan tersebut didapatkan dari riset terbaru yang membeberkan jika walaupun berat badan terbilang normal namun memiliki perut berlemak, maka tetap saja risiko kematian dini tetap membayangi. 
Apalagi, orang yang berat badan normal dengan lemak di perut lebih tinggi berisiko meninggal lebih cepat dibandingkan mereka yang obesitas. Demikian menurut studi terbaru yang dipublikasikan oleh situs The Annals of Internal Medicine, 10 November tahun 2015 silam.
“Lemak di perut adalah lemak yang sangat buruk. Pasalnya lemak di perut berdampak langsung dengan penyakit kolesterol tinggi, jantung, stroke, inflamasi dan diabetes,” jelas Dr. Paul Poirier, peneliti dari Institute of Cardiology di Laval University, Quebec, Kanada, sekaligus penulis editorial sebuah jurnal kesehatan.
Menurutnya, lemak di sekitar perut jauh lebih buruk dengan lemak di area tubuh lainnya yang sama jumlahnya. Terutama bagi mereka yang memiliki lemak rata-rata 40 inchi untuk pria dan 34 inchi untuk perempuan.
“Obesitas bisa terjadi sekalipun berat badan Anda terlihat normal. Bila berat normal, namun lemak di sekitar perut berlebih, itu sangat berdampak buruk bagi kesehatan,” tegasnya soal dampak lemak di perut pada berat tubuh normal.
Lebih lanjut, ia mengharapkan masyarakat tidak lagi berfokus pada perspektif berat badan, tetapi pada ukuran lingkar pinggang.
Untuk penelitian soal dampak perut berlemak berisiko kematian pada berat tubuh normal tersebut dipimpin oleh Dr. Francisco Lopez-Jimenez, profesor obat-obatan di Mayo Clinic, di Rochester, Amerika Serikat. Penelitan menggunakan data dari survei nasional untuk membandingkan antara risiko kematian dini dengan 15 ribu orang dewasa yang diobservasi sejak usia 14 tahun.
Peneliti melihat berdasarkan indeks massa tubuh serta estimasi lemak tubuh yang didasarkan oleh ukuran berat badan dan tinggi badan. Rasio ukuran lingkar pinggang juga menjadi variabel penelitian.
Para investigator menemukan bahwa orang dewasa dengan berat badan normal namun memiliki lemak di perut berisiko buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang. Selain itu, berat badan normal dengan ukuran lingkar pinggang dan lemak tubuh berlebih jauh lebih buruk.
(Sumber: Tabloid Nova)

Efek Begadang Sama dengan Makan Tak Sehat 6 Bulan

Kurang tidur selama 1 malam, lebih mungkin meningkatkan risiko diabetes ketimbang makan tinggi lemak selama 6 bulan.

Efek Begadang Sama dengan Makan Tak Sehat 6 BulanKurang tidur akan menyebabkan kontrol diri dan kemampuan berpikir jernih berkurang. (Thinkstock)
Ingin lebih sehat? Isi nasihat terbanyak yang mungkin Anda dapatkan ialah rutin berolahraga atau ajakan untuk memilih makanan kaya gizi.Sayangnya, nasihat untuk memperbaiki pola tidur masih terbilang sedikit.
Padahal, sekitar sepertiga dari hidup, dihabiskan untuk tidur. Artinya, tidur memiliki peran penting dalam mewujudkan misi Anda untuk hidup lebih sehat. Para  peneliti dari Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, CA, memiliki buktinya.
Para peneliti membandingkan, antara efek kurang tidur dengan pilihan makanan tinggi lemak terhadap sensitivitas insulin dalam tubuh. Ketika sensitivitas insulin Anda rendah, maka tubuh Anda memompa insulin ke dalam darah yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Untuk mendapatkan hasil, peneliti mengukur sensitivitas insulin dalam dua kelompok anjing jantan. Satu kelompok anjing dianalisa setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak selama enam bulan. Kelompok lainnya dianalisa setelah tidak tidur selama 1 malam.
Ditemukan, satu malam kurang tidur menyebabkan penurunan sensitivitas insulin sebesar 33%. Sedang pada kelompok anjing yang mengonsumsi makanan tinggi lemak selama enam bulan panjang, sensitivitas insulin berkurang 21%. Artinya, kurang tidur selama 1 malam, lebih mungkin meningkatkan risiko diabetes ketimbang makan tinggi lemak selama 6 bulan.
"Studi kami menunjukkan bahwa satu malam kurang tidur dapat merugikan sensitivitas insulin layaknya mengonsumsi makanan tinggi lemak," kata Dr Josiane Broussard.
Penelitian ini menunjukkan pentingnya tidur yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah dan mengurangi risiko penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes.
Dr Caroline M. Apovian, juru bicara The Obesitas Society menanggapi, "Sangat penting bagi para praktisi kesehatan untuk menekankan pentingnya cukup tidur kepada pasien mereka. Banyak pasien memahami pentingnya diet seimbang, tetapi mereka belum memiliki pandangan yang jelas tentang bagaimana pola tidur bisa sangat mempengaruhi keseimbangan dalam tubuh."
(Bestari Kumala Dewi/Kompas.com)

Kesepian Membuat Tubuh Rentan Sakit

Merasa kesepian terbukti dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat seseorang yang kesepian akan lebih mudah sakit.

Kesepian Membuat Tubuh Rentan SakitIlustrasi (Thinkstock)
 Jangan biarkan diri Anda berlarut-larut dalam kesepian. Menurut sebuah penelitian terbaru, merasa kesepian terbukti dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat seseorang yang kesepian akan lebih mudah sakit.

Para peneliti dari Universitas Chicago dan Universitas California mengungkapkan, rasa kesepian dapat memicu perubahan sel dalam tubuh. Kemampuan tubuh untuk melawan penyakit jadi berkurang dan meningkatkan risiko peradangan.

Penelitian tersebut dilakukan dengan mengamati hubungan sosial 141 orang tua dan kaitannya dengan risiko penyakit. Penelitian yang dipublikasikan dalam Prosiding National Academy of Sciences ini awalnya dilakukan terhadap primata.

"Tidak hanya membuat hidup sengsara, kesepian dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental," ujar Caroline Abrahams dari Age UK.

Untuk itu, menurut peneliti, kesepian merupakan masalah kesehatan. Namun, para peneliti mengatakan, pada dasarnya orang yang kesepian sudah memiliki sistem kekebalan tubuh lemah dibanding orang yang tidak kesepian.

Rasa kesepian biasanya dialami oleh orangtua ketika anak-anak mereka telah menikah dan tak lagi tinggal bersama orangtua. Penelitian menunjukkan, lebih dari satu juta orangtua mengaku belum berbicara dengan anggota keluarganya, kerabat, dan tetangga selama lebih dari satu bulan. Perilaku sosial itu menunjukkan bahwa mereka merasa kesepian.
(Dian Maharani/Kompas Health)

Inilah 5 Manfaat Jatuh Cinta Bagi Kesehatan

Para pakar kesehatan tahu bahwa jatuh cinta dapat memengaruhi kesehatan seseorang dengan cara yang positif.

Inilah 5 Manfaat Jatuh Cinta Bagi KesehatanIlmuwan meyakini, asmara bersifat universal dan manusiawi. (Thinkstockphoto)
Para pujangga berkata, tidak ada hal yang lebih indah di dunia ini jika dibandingkan dengan indahnya perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta.
Mungkin ini benar, tapi yang jelas, para pakar kesehatan tahu bahwa jatuh cinta dapat memengaruhi kesehatan seseorang dengan cara yang positif. Inilah lima alasan sehat untuk Anda jatuh cinta dan memelihara kehidupan cinta Anda dengan pasangan..
1. Menyehatkan jantung
Mungkin ini sebabnya, mengapa cinta sering digambarkan dalam bentuk mirip jantung dan kita menyebut orang yang kita cintai dengan istilah 'jantung hatiku'.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Pittsburgh menemukan, wanita yang berbahagia dalam kehidupan pernikahannya memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) dibanding yang merana di dalam kehidupan pernikahannya.
Para ahli percaya, ini ada kaitannya dengan tingkat stres. Seperti yang sudah Anda tahu, stres dapat menaikkan tekanan darah dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Penelitian lain di Amerika Serikat menyebutkan, mereka yag bahagia dengan pasangannya, tiga kali lebih mungkin selamat dalam operasi bedah jantung.
Para peneliti juga menemukan, tingkat Kolesterol orang yang bahagia karena cinta lebih rendah daripada yang tidak punya atau tidak bahagia dengan percintaannya.
2. Meningkatkan kesehatan mental
Ingin mencegah perasaan kesepian? Jatuh cintalah. Penelitian di Selandia Baru menunjukkan, bahwa orang-orang yang memiliki hubungan jangka panjang lebih dari lima tahun dengan orang yang mereka cintai, memiliki risiko lebih rendah mengalami depresi.
Para ahli percaya bahwa perasaan ditemani dan terkoneksi dengan orang lain dapat membantu menangkal perasaan kesepian dan terisolasi yang menjadi salah satu penyebab depresi.
3. Menurunkan tekanan darah
Pelukan yang lama dengan pasangan Anda diikuti dengan pembicaraan mesra selama 10 menit sudah terbukti dapat menurunkan tingkat tekanan darah.
Ditambah lagi, memperbanyak produksi hormon oksitosin atau hormon yang membuat Anda merasa nyaman dan santai, demikian menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat.
4. Bikin awet muda
Cinta dan seks dapat membuat penampilan Anda terlihat lebih muda. Penelitian di Skotlandia menunjukkan, bahwa wanita yang berhubungan seks empat kali atau lebih dalam seminggu dengan pasangannya, terlihat 10 tahun lebih muda dari usia mereka yang sebenarnya.
Seks dan cinta tidak hanya memiliki manfaat fisik dan emosional yang menakjubkan, tapi juga mampu menstimulasi berbagai hormon yang membuat Anda terlihat ceria dan bahagia.
5. Membantu memerangi kanker ovarium
Penelitian telah menunjukkan, bahwa pasien kanker ovarium yang memiliki hubungan yang dekat dan memuaskan dengan orang lain memiliki aktivitas sel sehat yang lebih kuat di lokasi tumor, dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki ikatan sosial apapun.
(Bestari Kumala Dewi/Kompas Health)
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net